Mendikdasmen Imbau Pelajar Sampaikan Aspirasi Tanpa Harus Bolos Sekolah

Berita101 Dilihat

Tintaindonesia.id, Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menekankan bahwa siswa tetap memiliki hak untuk menyampaikan pendapat. Namun, ia mengingatkan agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara yang bijak, tanpa harus meninggalkan kegiatan belajar di sekolah, Sabtu (6/9/2025).

Mu’ti menegaskan, dunia pendidikan seharusnya menjadi ruang utama bagi pelajar untuk berproses, termasuk dalam hal menyalurkan gagasan dan kritik. Ia mengingatkan bahwa aksi demonstrasi yang melibatkan siswa di luar sekolah berpotensi mengganggu fokus belajar dan masa depan mereka.

Sebagai langkah preventif, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengeluarkan edaran resmi yang ditujukan kepada seluruh pemerintah daerah. Surat tersebut menginstruksikan dinas pendidikan provinsi serta kabupaten/kota untuk meningkatkan pengawasan sekaligus membuka ruang komunikasi yang lebih sehat di lingkungan sekolah.

Baca : Kampung Wisata Danau Kalpataru di Banjar Wijaya Jadi Pusat Aktivitas Positif Warga

Menurut Mu’ti, keterlibatan pihak sekolah sangat penting dalam memberikan wadah bagi siswa untuk menyuarakan aspirasi. Guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik diminta menjadi jembatan komunikasi agar setiap keluhan maupun ide siswa dapat tersampaikan dengan baik.

Tak hanya itu, orang tua juga diminta berperan aktif mendampingi anak-anak mereka. Dengan adanya sinergi antara orang tua dan pihak sekolah, pelajar tetap bisa terlibat dalam proses demokrasi tanpa mengabaikan kewajiban akademis.

Baca juga : Kasus Chromebook Mengguncang, Nadiem Makarim Resmi Jadi Tersangka

Mu’ti menilai, forum internal sekolah seperti OSIS, rapat kelas, atau kegiatan musyawarah dapat menjadi sarana efektif bagi siswa untuk menyampaikan pikiran mereka. Melalui mekanisme tersebut, aspirasi tetap tersalurkan dengan tertib, tanpa harus turun ke jalan.

Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen untuk terus menciptakan iklim pendidikan yang kondusif sekaligus demokratis. Dengan begitu, siswa dapat tumbuh sebagai generasi muda yang kritis, namun tetap disiplin dan menghargai norma pendidikan.

“Harapan kita, pelajar Indonesia bisa menjadi pribadi yang cerdas, santun, dan berkarakter. Mereka boleh kritis, tapi jangan sampai kehilangan fokus terhadap tujuan utama, yaitu belajar demi masa depan yang lebih baik,” pungkas Mu’ti.