Tintaindonesia.id, Serang — Kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja digelar pada Jumat (28/11) di Gedung Teras Meeting Room & Restaurant pukul 13.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh perwakilan BKKBN pusat dan daerah, pemerintah Kota Serang, tokoh masyarakat, organisasi PTTKKDH, serta masyarakat umum.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pembangunan keluarga, pengendalian penduduk, pencegahan stunting, dan penguatan ketahanan keluarga sebagai bagian dari Program Bangga Kencana.
PTTKKDH Tekankan Penguatan Generasi dan Pembentukan Karakter
Acara dibuka dengan sambutan dari Sekretaris PTTKKDH DPD Kota Serang, Ridho Dinata, yang mewakili ketua organisasi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pengendalian penduduk tidak hanya sebatas mengatur jumlah kelahiran, tetapi juga membangun generasi yang berkualitas.
“Bagi kami di PTTKKDH, pengendalian penduduk bukan hanya soal jumlah, tetapi juga pengendalian generasi. Anak-anak muda harus diarahkan agar tidak larut pada gawai saja, tetapi mampu mengembangkan potensi diri, disiplin, dan nilai kemasyarakatan,” ujarnya.
Baca : Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Digelar di Kecamatan Cikeusal
Ia berharap materi dari para narasumber tidak berhenti di ruang sosialisasi, tetapi terus disebarluaskan sebagai bagian dari gotong royong membangun keluarga-keluarga di Kota Serang.
Komisi IX: PTTKKDH Punya Peran Besar dalam Ketahanan Keluarga
Anggota Komisi IX DPR RI, H. Tubagus Haerul Jaman, S.E., menyampaikan bahwa organisasi kemasyarakatan seperti PTTKKDH memiliki peran penting dalam memperkuat karakter dan ketahanan keluarga.
Menurutnya, program Bangga Kencana tidak hanya bicara soal KB, tetapi menyangkut kualitas generasi dan pembangunan SDM. “Saya berharap materi yang disampaikan hari ini dapat dicatat dan diteruskan kepada masyarakat. Ini adalah bentuk pengabdian kita bersama,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa BKKBN merupakan salah satu mitra kerja utama Komisi IX, terutama dalam bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan pembangunan keluarga.
BKKBN Provinsi Banten Soroti Risiko Perkawinan Usia Muda dan Program Quick Win
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Ir. Rusman Efendi, M.M., menegaskan bahwa salah satu isu kependudukan paling mendesak adalah tingginya angka perkawinan usia muda. Risiko kehamilan di bawah usia 20 tahun sangat besar, dan kondisi tersebut dapat berkontribusi pada munculnya stunting.
Dalam paparannya, ia memperkenalkan tiga program Quick Win BKKBN yang menjadi prioritas:
- GATI – Gerakan Ayah Teladan Indonesia
Fokus mengembalikan peran ayah dalam pendampingan, pengasuhan, dan pembentukan karakter anak. - SIDAYA – Lansia Berdaya
Program pemberdayaan lansia agar tetap sehat, mandiri, dan produktif. - TAMASYA – Taman Asuh Sayang Anak
Layanan pengasuhan yang diberikan oleh kader terlatih untuk anak-anak yang dititipkan saat orang tua bekerja.
Rusman juga menekankan pentingnya Program Makan Bergizi Gratis yang kini diperluas tidak hanya untuk anak sekolah, tetapi juga untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD (3B).
DP3AKB Kota Serang: Keluarga adalah Fondasi Pembangunan SDM
Kepala Dinas DP3AKB Kota Serang, Anton Gunawan, S.Sos., M.Si., menyoroti pentingnya tiga fase krusial dalam pembentukan kualitas keluarga:
Usia ideal menikah — 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki guna mencegah risiko kesehatan reproduksi.
Masa kehamilan — Ibu hamil harus mendapat gizi seimbang, pemeriksaan rutin, istirahat cukup, dan dukungan emosi suami.
Masa menyusui — ASI eksklusif 6 bulan dan MPASI tepat adalah kunci tumbuh kembang optimal.
“Jika tiga fase ini tidak dijalankan dengan baik, risiko stunting dan keterlambatan perkembangan meningkat,” tegasnya.
Anton juga menyampaikan bahwa DP3AKB sedang menyiapkan program literasi digital bagi anak-anak untuk menghadapi tingginya paparan gawai di era saat ini.
Penutup
Melalui kegiatan ini, seluruh pemangku kepentingan berharap Program Bangga Kencana dapat semakin dipahami dan diterapkan oleh masyarakat Kota Serang. Penguatan keluarga, peningkatan kualitas generasi, dan pengendalian penduduk menjadi kunci menuju masyarakat yang sehat, berkarakter, dan berdaya saing.
