Saham Bumi Resources Bergerak di Rentang Sempit, Analis Ingatkan Risiko Tekanan Jual

Ekonomi172 Dilihat

Tintaindonesia.id, Jakarta – Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menjadi sorotan setelah pergerakannya menunjukkan pola yang semakin menyempit. Kondisi ini menandakan terbentuknya fase konsolidasi yang berpotensi memicu tekanan jual, terutama di tengah melemahnya sentimen pasar sektor pertambangan, Senin (17/11/2-25).

Pada penutupan perdagangan terakhir, saham BUMI berada di level Rp136. Harga ini relatif stagnan dibandingkan hari sebelumnya, namun aktivitas transaksi tetap menunjukkan volume yang cukup besar, mencerminkan tingginya minat investor ritel maupun institusi.

Dalam dua hari perdagangan sebelumnya, saham BUMI tercatat melemah berturut-turut sebesar 3,52% dan 0,73%. Pola penurunan beruntun ini menjadi sinyal bahwa pelaku pasar mulai mengambil posisi defensif, terutama di tengah volatilitas harga komoditas global.

Baca : Resensi Buku Pertarungan Kepentingan: Interaksi Antar Aktor dalam Pengawasan Pemilu

Sejumlah analis menilai bahwa BUMI tengah bergerak menuju area support penting di kisaran Rp130–134. Area ini diprediksi menjadi batas bawah psikologis yang harus dipertahankan agar saham tidak memasuki tren penurunan yang lebih dalam.

MNC Sekuritas dalam riset teknikalnya menyebutkan bahwa BUMI masih memiliki peluang rebound dengan target awal di Rp146 dan target lanjutan di Rp155. Namun demikian, investor dianjurkan memasang stop-loss ketat jika harga menembus Rp127 sebagai batas risiko.

Tekanan jual dari investor asing juga turut memberikan pengaruh signifikan. Pada perdagangan terakhir, investor asing mencatatkan aksi jual bersih yang mencapai belasan miliar rupiah, memperlihatkan bahwa sentimen global masih membayangi saham berbasis komoditas.

Baca juga : Kehadiran Tokoh Nasional dan Daerah dalam Seminar Kebangsaan & Penyuluhan Hukum LPBH PWNU Banten

Di sisi lain, tingkat distribusi saham yang cukup tinggi menunjukkan bahwa sebagian pemilik saham memilih mengambil sikap hati-hati. Kondisi pasar yang belum stabil serta kebijakan global mengenai energi dan lingkungan membuat pelaku pasar lebih selektif dalam mengambil keputusan.

Bagi investor, strategi “buy on weakness” masih dapat dipertimbangkan jika harga bergerak menuju zona support kuat. Namun disiplin terhadap manajemen risiko tetap menjadi faktor utama, terutama dengan volatilitas yang masih dominan pada saham BUMI.

Ke depan, peluang penguatan tetap terbuka apabila sentimen pasar membaik dan harga komoditas kembali stabil. Namun jika tekanan jual terus berlanjut, BUMI berpotensi bergerak lebih rendah dan meninggalkan zona konsolidasi yang selama ini terbentuk. Investor disarankan terus memantau arus transaksi, sentimen sektor, serta dinamika pasar global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *