Tintaindonesia.id, Kabupaten Tangerang — Belum tuntas sorotan publik terkait dugaan lambannya pelayanan pasien, Puskesmas Kronjo kembali menuai kritik keras. Di tengah menurunnya kepercayaan masyarakat, sejumlah pegawai puskesmas justru diketahui melakukan perjalanan “capacity building” ke Bali yang diduga menggunakan anggaran besar daerah, Sabtu (25/10/2025).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kegiatan tersebut diikuti oleh sejumlah pegawai dan tenaga kesehatan dengan alasan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Namun, publik menilai waktu dan tujuannya tidak tepat karena dilakukan saat kualitas pelayanan kesehatan di wilayah itu tengah disorot tajam.
“Pelayanan masih amburadul, tapi malah liburan ke Bali atas nama pelatihan. Ini jelas menyinggung rasa keadilan masyarakat,” ujar salah satu warga Kronjo dengan nada geram.
Sebelumnya, Puskesmas Kronjo menjadi perhatian publik setelah keluarga pasien mengeluhkan lambannya penanganan darurat. Kejadian itu memicu reaksi keras masyarakat dan menimbulkan pertanyaan besar soal profesionalisme serta keseriusan pihak puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan.
Baca : Anggaran Tak Bergerak, LSMP ‘Ketuk’ Wali Kota Tangerang : Publik Butuh Penjelasan!
Kini, perjalanan ke Bali itu memperpanjang daftar persoalan. Banyak pihak menduga kegiatan tersebut tidak lebih dari seremoni dengan pemborosan anggaran, yang jauh dari esensi peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Padahal, Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan pentingnya efisiensi penggunaan anggaran negara di seluruh instansi, termasuk sektor kesehatan daerah. Namun langkah Puskesmas Kronjo justru dinilai bertolak belakang dengan semangat efisiensi tersebut.
“Kalau memang mau tingkatkan kapasitas, lakukan di tempat kerja. Perbaiki sistem dan disiplin, bukan jalan-jalan di tengah sorotan publik,” tegas salah satu aktivis kesehatan di wilayah Kronjo.
Masyarakat pun mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pemerintah Kabupaten Tangerang segera melakukan audit menyeluruh terhadap kegiatan itu, terutama terkait penggunaan anggaran, efektivitas kegiatan, dan manfaat riil bagi pelayanan publik.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Puskesmas Kronjo belum dapat memberikan keterangan resmi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmidzi, menjelaskan bahwa perjalanan ke Bali tersebut sebagian dibiayai dari hasil tabungan pegawai dalam setahun.
Baca juga : Proyek Udith di Desa Klebet Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dinas Perkim Diminta Turun Tangan
“Anggaran hanya digunakan untuk konsumsi dan akomodasi hotel. Itu inisiatif pegawai untuk peningkatan kapasitas,” ujarnya singkat.
Namun, ia belum merinci jumlah peserta maupun total biaya yang dikeluarkan.
Rohmi Sabda Azis Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kabupaten Tangerang dengan nada keras menyesalkan tindakan tersebut.
“Kalau mau perbaiki pelayanan, gak perlu jauh-jauh ke Bali. Silakan pelatihan, tapi jangan pakai duit rakyat. Ini masa-masa sulit, masyarakat butuh pelayanan cepat, bukan pejabat yang jalan-jalan pakai dalih peningkatan kapasitas. Jangan bodohi publik dengan kegiatan yang cuma ganti baju tapi tak ubah perilaku,” sindirnya tajam.
Sorotan masyarakat kini semakin tajam. Publik berharap Puskesmas Kronjo segera berbenah memperbaiki sistem, mempercepat pelayanan, dan mengembalikan kepercayaan warga. Bukan dengan kegiatan seremonial di luar daerah, melainkan melalui pelayanan yang cepat, profesional, dan berempati terhadap masyarakat yang membutuhkan.














