Gerakan Online (GO) : Transformasi Digital Desa untuk Pelayanan Publik dan Pemberdayaan UMKM

Opini273 Dilihat

Oleh : Endang Suhendar (Direktur Teras Insan Cita)

Tintaindonesia.id, Opini — Di tengah perkembangan zaman yang semakin maju, desa dituntut untuk mampu beradaptasi dengan teknologi. Digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar pelayanan publik lebih efektif, transparan, dan efisien. Melihat kebutuhan tersebut, lahirlah sebuah inisiatif bernama Gerakan Online (GO) sebagai langkah nyata menuju desa yang cerdas, modern, dan mandiri.

GO bukan sekadar membangun website desa, melainkan sebuah ekosistem digital terpadu yang menggabungkan pelayanan publik, administrasi RT/RW, hingga pemberdayaan UMKM melalui platform online. Konsep ini dirancang agar desa tidak hanya hadir sebagai penyedia layanan administratif, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi digital di tingkat lokal.

Tahap pertama dalam GO adalah membangun website resmi desa yang berfungsi sebagai pusat informasi dan pelayanan publik. Website ini akan memuat profil desa, berita terbaru, agenda kegiatan, hingga laporan keuangan yang dapat diakses secara transparan oleh masyarakat. Dengan demikian, warga bisa mengetahui perkembangan desa tanpa harus datang ke kantor desa.

Selain menjadi pusat informasi, website desa juga akan menyediakan layanan administrasi digital. Warga dapat mengajukan surat seperti keterangan domisili, pengantar usaha, atau surat pindah dengan mengisi formulir online yang sederhana. Konsepnya mirip seperti Google Form, namun lebih resmi karena terhubung langsung ke sistem desa.

Baca : Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara Desak Polda Metro Jaya Lanjutkan Proses Hukum Dugaan Ijazah Palsu Jokowi

Setelah warga mengisi formulir, data tersebut akan masuk ke dashboard RT atau RW untuk diverifikasi. Jika disetujui, maka perangkat desa akan memproses surat tersebut. Surat yang sudah jadi bisa langsung diunduh dalam bentuk PDF lengkap dengan tanda tangan digital atau QR code, atau diambil di kantor desa sesuai kebutuhan warga.

Sistem ini tidak hanya mempermudah masyarakat, tetapi juga memberikan keuntungan bagi perangkat desa dan RT/RW. Arsip akan tersimpan secara otomatis, data warga lebih rapi, dan proses administrasi lebih cepat. Pada saat yang sama, desa bisa memiliki basis data yang kuat untuk perencanaan pembangunan di masa depan.

Tahap kedua dari GO adalah pengembangan marketplace desa. Marketplace ini menjadi etalase digital bagi produk-produk UMKM lokal. Setiap pelaku usaha dapat membuka toko online di website desa, memajang foto produk, menuliskan harga, serta memberikan deskripsi yang menarik. Dengan begitu, masyarakat bisa dengan mudah melihat dan membeli produk-produk unggulan desa.

Dalam pengelolaan marketplace ini, koperasi merah putih juga akan dilibatkan sebagai mitra strategis. Koperasi merah putih dapat berperan dalam mempromosikan produk-produk UMKM, sekaligus membantu memasukkan produk tersebut ke dalam marketplace desa. Dengan sinergi ini, koperasi tidak hanya menjalankan fungsi simpan pinjam atau usaha jasa, tetapi juga menjadi motor penggerak pemasaran digital.

Koperasi merah putih akan menjadi jembatan antara pelaku UMKM dan pasar yang lebih luas. Mereka bisa membantu melakukan kurasi produk, memastikan kualitas, serta memberikan pendampingan agar produk UMKM memenuhi standar untuk dijual secara online. Kehadiran koperasi juga bisa menambah kepercayaan pembeli karena ada lembaga yang ikut menjamin kualitas dan keberlanjutan produk.

Marketplace desa bukan hanya untuk memfasilitasi jual beli di tingkat lokal, tetapi juga menjadi sarana promosi ke luar desa. Produk UMKM bisa dikenal lebih luas, bahkan berpotensi menjangkau pasar regional maupun nasional. Hal ini tentu sejalan dengan semangat pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berbasis digital, apalagi bila koperasi turut aktif menggaungkan promosi di berbagai kanal.

Namun, GO tidak berhenti pada marketplace desa saja. Program ini juga mendorong UMKM lokal untuk masuk ke platform digital yang lebih besar, seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, hingga marketplace nasional seperti Shopee dan Tokopedia. Dengan begitu, UMKM desa tidak hanya bergantung pada satu saluran, tetapi memiliki akses ke ekosistem digital yang lebih luas.

Baca juga : Praktik Pertanian Berkelanjutan Lawan Perubahan Iklim, PLN Indonesia Power UBP Lontar Raih Apresiasi Penghargaan CSR & Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Awards 2025

Dalam pelaksanaannya, GO melibatkan pemuda desa sebagai agen digital. Mereka akan menjadi pendamping UMKM untuk mendaftarkan produk ke marketplace desa maupun platform nasional. Selain itu, pemuda juga akan dilatih untuk membantu dalam hal promosi online, pengambilan foto produk, dan strategi pemasaran digital.

Keterlibatan pemuda desa dalam program ini tidak hanya memberdayakan mereka secara ekonomi, tetapi juga memberikan ruang untuk berkontribusi dalam pembangunan desa. Dengan begitu, desa tidak hanya mencetak generasi yang melek teknologi, tetapi juga generasi yang peduli pada kemajuan lingkungannya.

Tahap ketiga dari GO adalah pengembangan aplikasi mobile desa. Aplikasi ini nantinya dapat diunduh di Play Store sehingga masyarakat bisa mengakses layanan desa langsung dari ponsel mereka. Aplikasi ini akan terintegrasi dengan website desa dan memiliki fitur berita, pelayanan administrasi, hingga marketplace UMKM.

Dengan aplikasi mobile, pelayanan publik menjadi lebih dekat dengan warga. Misalnya, warga bisa mengajukan surat hanya dengan beberapa klik di ponsel, lalu mendapat notifikasi melalui WhatsApp atau SMS ketika suratnya sudah selesai diproses. Hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan desa.

GO juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat, khususnya RT/RW, UMKM, dan koperasi. Sosialisasi ini dilakukan secara bertahap agar setiap pihak memahami cara menggunakan sistem digital yang baru. RT/RW akan mendapat pelatihan untuk mengelola laporan digital, UMKM akan diajari cara memasarkan produk secara online, dan koperasi merah putih akan diarahkan untuk menjadi mitra aktif dalam mempromosikan produk desa.

Dengan adanya sistem ini, desa akan lebih transparan, masyarakat lebih terlayani, koperasi lebih berperan, dan UMKM lebih berdaya saing. Digitalisasi bukan hanya membuat pekerjaan lebih mudah, tetapi juga membuka peluang baru bagi desa dalam membangun kemandirian ekonomi berbasis teknologi.

Gerakan Online (GO) adalah langkah strategis menuju desa cerdas. Program ini menggabungkan pelayanan publik, transparansi, pemberdayaan UMKM, peran koperasi, hingga pengembangan aplikasi mobile yang semuanya saling terhubung. Inilah yang membuat desa bukan hanya sebagai unit administratif, tetapi juga sebagai pusat inovasi digital di tingkat lokal.

Pada akhirnya, keberhasilan GO bergantung pada kolaborasi antara perangkat desa, RT/RW, pemuda, UMKM, koperasi, dan masyarakat secara luas. Dengan semangat kebersamaan, desa bisa menjadi percontohan desa digital yang tidak hanya melayani warganya dengan baik, tetapi juga mampu bersaing di era digital yang semakin kompetitif.

Selain itu, GO juga sejalan dengan pencapaian SDGs Desa. Melalui pelayanan publik berbasis digital, desa mendukung tujuan Desa Tanpa Kemiskinan dan Desa Tanpa Kesenjangan dengan memberikan akses layanan yang lebih merata. Marketplace desa yang melibatkan UMKM dan koperasi mendukung Desa Ekonomi Tumbuh Merata serta Desa Peduli Lingkungan karena mendorong ekonomi sirkular berbasis lokal.

Keterlibatan pemuda sebagai agen digital sejalan dengan Desa Peduli Pendidikan dan Desa Peduli Kesehatan karena meningkatkan literasi digital sekaligus mempercepat akses informasi penting bagi masyarakat. Dengan demikian, GO tidak hanya program digitalisasi, tetapi juga menjadi strategi nyata untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat desa.