Heboh Video PHK Massal di Gudang Garam, Pemerintah dan BPJS Siap Tinjau

Berita77 Dilihat

Tintaindonesia.id, Jakarta — Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawan PT Gudang Garam Tbk mencuat setelah sebuah video viral memperlihatkan suasana haru saat para pekerja berpamitan dalam satu aula. Video tersebut menimbulkan keprihatinan nasional dan memicu berbagai respons dari serikat buruh hingga pemerintah, Senin (8/9/2025).

Ketua KSPI, Said Iqbal, menyatakan pihaknya akan memverifikasi kebenaran informasi tersebut.

“Jika benar terjadi PHK, ini mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat yang telah memengaruhi produksi,” ujarnya.

Baca : Tak Gentar, Ferry Irwandi Siap Hadapi TNI di Medan Hukum

Ia juga menyoroti faktor internal seperti penurunan inovasi produk dan tingginya beban cukai rokok yang menekan daya saing perusahaan.

Sementara itu, Manajemen Gudang Garam melalui perwakilan menyampaikan bahwa kabar PHK tersebut tidak berasal dari Tuban dan telah dibantah. Operasional pabrik diklaim berjalan normal dan kondusif hingga saat ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan pemerintah tengah memantau isu ini, utamanya setelah diterapkannya modernisasi di perusahaan tersebut. Namun hingga kini belum ada laporan resmi dari pihak Gudang Garam.

Di sisi lain, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan juga angkat bicara, walaupun belum menerima laporan dari manajemen, BPJS menegaskan siap memberikan perlindungan, termasuk jaminan kehilangan pekerjaan, kepada buruh yang terdampak PHK selama tercatat sebagai peserta.

Baca juga : Presiden Prabowo Lakukan Reshuffle Besar, Enam Menteri Diganti

Dari sisi keuangan, laporan perusahaan menunjukkan penurunan drastis: laba bersih semester I tahun 2025 anjlok hingga 87%, pendapatan turun 11%, sementara aset menyusut signifikan. Penurunan kinerja ini diduga turut memicu langkah efisiensi perusahaan.

Fakta terbaru menyebut bahwa sebanyak 308 pekerja PKWT telah terdampak kebijakan efisiensi, termasuk tawaran pensiun dini dan penghentian kontrak. Klaim ini datang dari Federasi Serikat Pekerja RTMM-SPSI, namun isu ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh pihak perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *