Tintaindonesia.id,Tangerang – Duta Pendidikan Muda Indonesia Provinsi Banten berkolaborasi dengan Komunitas Capung Kertas menggelar kegiatan Advokasi Pendidikan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Capung Kertas, Bojong, Cikupa, Tangerang, pada Minggu (31/8/2025). Kegiatan ini mengangkat tema edukasi literasi emosional dan pola asuh, dengan fokus pada pencegahan bullying sejak usia dini.
Acara yang berlangsung mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB ini diikuti oleh 55 peserta yang terdiri dari 40 anak-anak, 7 Duta Pendidikan Muda Provinsi Banten, 1 pemateri dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), serta 6 anggota Komunitas Capung Kertas.
Dua narasumber utama yang hadir adalah Habibah, dari Duta Pendidikan Muda Provinsi Banten, serta Kang Andri, relawan literasi masyarakat (Relima) Perpusnas. Mereka memberikan materi terkait pemahaman bullying, cara pencegahan, dan pentingnya literasi emosional bagi anak dan orang tua.
Baca : LSMP Ultimatum DPRD Kota Tangerang: Jangan Abai, Segera Evaluasi Tunjangan Perumahan & Transportasi
“Dengan adanya advokasi ini, anak-anak diharapkan mampu memahami bagaimana menghindari bullying dan tidak menjadi pelaku bullying. TBM dapat menjadi ruang aman sekaligus pusat edukasi bagi masyarakat,” ungkap Habibah dalam sesi penyampaian materi.
Kegiatan ini dikemas interaktif dengan sesi pemaparan materi, permainan edukatif berhadiah, hingga doa bersama. Anak-anak tampak antusias mengikuti setiap rangkaian, karena selain menambah wawasan, mereka juga belajar membangun sikap empati dan kebersamaan.
Menurut para peserta, kegiatan ini tidak hanya memberi pemahaman baru, tetapi juga membuka ruang interaksi yang positif. “Kami senang sekali bisa ikut, karena jadi lebih tahu apa itu bullying dan bagaimana cara mencegahnya,” ujar salah satu peserta anak.
Selain fokus pada advokasi anti-bullying, kegiatan ini juga menjadi bagian dari program berkelanjutan Duta Pendidikan Muda Banten, yang sebelumnya melalui tahapan seleksi, pembekalan materi, tes tertulis, edu pitching day, hingga pengesahan. Program ini bertujuan mencetak duta-duta muda yang peduli pada isu pendidikan, literasi, dan pembangunan sumber daya manusia di daerah.
“Advokasi pendidikan semacam ini penting untuk terus dilakukan. Literasi tidak hanya soal membaca buku, tapi juga literasi emosional yang melibatkan kesadaran, rasa hormat, dan tanggung jawab sosial,” jelas Kang Andri, perwakilan Relima Perpusnas.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan TBM dapat terus bertransformasi menjadi pusat edukasi yang bukan hanya sekadar tempat membaca, tetapi juga ruang aman bagi anak-anak dan orang tua untuk bertumbuh bersama melalui literasi dan pendidikan karakter.