Oleh : Dimas Wedya Arba’a – Pengamat Sepakbola
Tintaindonesia.id, Opini — Gelaran pesta 4 tahunan sepakbola dunia akan segera digelar pada tahun 2026 mendatang. Beberapa negara diperkirakan sudah mempersiapkan dengan matang demi memperebutkan gelar sebagai Juara Dunia.
Hanya tinggal satu tahun lagi menuju Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Turnamen sepak bola terbesar di dunia ini akan menampilkan 48 tim nasional yang akan bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Ini akan menjadi Piala Dunia pertama sejak 2002 diselenggarakan oleh 3 negara. Turnamen ini akan diselenggarakan pada 11 Juni hingga 19 Juli 2026 dan akan diselenggarakan bersama oleh 16 kota di tiga negara Amerika Utara, yaitu Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat.
Persiapan Negara-Negara Asia
Banyak negara Asia telah memulai persiapan intensif untuk meningkatkan kualitas tim dan strategi permainan. Mulai dari melakukan uji coba antar sesama negara kuat, hingga mengikutin Turnamen Turnamen yang ada dibawah Naungan FIFA untuk melakukan persiapan Tim.
Baca : Lindungi Anak, Tegakkan Hukum: Kekerasan Seksual oleh Wali adalah Kejahatan Berat
Beberapa negara itu pun telah melakukan perubahan pada tim pelatih dan pemain untuk meningkatkan peluang mereka dalam turnamen tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan permainan yang menarik demi menyambet gelar sebagai Juara Dunia.
Kualifikasi sebagai babak yang ditempuh agar bisa mengikuti turnamen tersebut. Masing-masing Federasi memiliki format tersendiri dalam melakukan babak kualifikasi tersebut.
Seperti hal nya di Asia, ada 5 babak kualifikasi yang akan dilalui setiap negara untuk bisa terus melangkah sampai mendapatkan tiket menuju Piala Dunia 2026 yang akan dilaksanakan di 3 Negara.
Pada Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, sudah meloloskan masing-masing peringkat 3 & 4 untuk melakoni Putaran selanjutnya di Putaran Ke-4. Yang dimana terdapat 6 tim sudah memastikan negara nya untuk putaran tersebut yang akan diselenggarakan Pada 8 hingga 14 Oktober 2025.
Kontroversial Penunjukan Qatar & Arab Saudi Sebagai Tuan Rumah Ronde 4
Sebanyak 6 Tim akan berlaga pada Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. Masing-masing grup akan berlaga di Qatar & Arab Saudi. Namun, terdapat sebuah Kontroversial dalam menunjuk kedua Negara Tersebut sebagai tuan rumah.
Baca juga : Permanent Campaigning: Strategi Politik Era Digital di Indonesia
Melansir dari Laman Resmi AFC, menunjuk Qatar & Arab Saudi sebagai tuan rumah Ronde 4. Padahal 2 negara terseut merupakan salah satu dari 6 Kontestan yang akan bertanding untuk memperebutkan tiket menuju Piala Dunia 2026.
Penunjukan Qatar dan Arab Saudi tidak lepas dari kontroversi yang telah berembus sejak awal Juni. Media asal Arab Saudi, Asharq Al-Awsat, menjadi yang pertama melaporkan adanya rencana AFC menggelar babak keempat di dua negara Teluk tersebut. Kabar tersebut segera menyebar dan memunculkan protes, termasuk dari federasi sepak bola Irak dan Uni Emirat Arab.
Salah satu pemicu kemarahan adalah perubahan regulasi yang dilakukan AFC dalam proses penunjukan tuan rumah. Awalnya, hanya dua tim terbaik di putaran ketiga yang berhak mengajukan diri sebagai tuan rumah. Namun, aturan itu mendadak diubah, di mana kini semua tim yang lolos ke putaran keempat diperbolehkan mengajukan proposal. Ini membuat Indonesia dan Oman ikut masuk dalam bursa tuan rumah.
Sikap konsistensi AFC yang awalnya menyatakan bahwa laga Putaran Keempat akan digelar di tempat netral. Namun belakangan, AFC mengubah aturan dengan menunjuk negara dengan peringkat FIFA tertinggi sebagai tuan rumah grup.
Laga tersebut seharusnya di gelar ditempat netral dengan tujuan agar tidak ada negara yang dirugikan. Sikap AFC tersebut jelas merugikan negara lain karena dianggap menguntungkan 2 negara tersebut dalam melakoni putaran Ke 4.
AFC kerap memberi pernyataan yang membingungkan soal kualifikasi. Padahal, FIFA sudah memberikan kewenangan kepada setiap konfederasi untuk mengatur format dan lokasi pertandingan di babak lanjutan kualifikasi. Namun AFC kerap kali tidak tegas dalam setiap pengambilan keputusannya.
Kontroversi ini diperkirakan akan terus berkembang seiring mendekatnya jadwal pertandingan, mengingat semakin banyaknya sorotan publik terhadap pengaruh geopolitik dalam dunia olahraga internasional.