Tintaindonesia.id, Jakarta — Harga sejumlah bahan pangan pokok di Indonesia mengalami penurunan pada Minggu, 13 Juli 2025. Data dari panel harga pangan nasional menunjukkan bahwa mayoritas komoditas seperti cabai, bawang, minyak goreng, dan telur ayam mengalami penurunan harga di berbagai wilayah, terutama di Jawa Timur dan beberapa pasar nasional.
Penurunan harga ini dipicu oleh pasokan yang melimpah serta kondisi cuaca yang mendukung distribusi lancar ke berbagai daerah. Salah satu komoditas yang mengalami penurunan paling signifikan adalah cabai rawit merah, yang turun menjadi Rp66.041 per kilogram. Sementara cabai merah keriting dan cabai merah besar juga tercatat turun di bawah angka Rp45 ribu per kilogram secara nasional.
Selain cabai, bawang merah juga turun menjadi sekitar Rp43.500/kg secara nasional dan bahkan menyentuh Rp38.000/kg di wilayah Jawa Timur. Komoditas lain yang ikut turun adalah minyak goreng curah, yang kini berada di kisaran Rp17.500/liter, dan minyak goreng kemasan subsidi berada di angka Rp16.600–Rp17.400/liter tergantung wilayah.
Komoditas telur ayam ras juga mengalami koreksi harga menjadi Rp29.259/kg secara nasional dan bahkan lebih rendah di pasar regional. Gula konsumsi, jagung pipilan, kedelai impor, dan ikan bandeng turut mengalami penurunan, menandakan kondisi pasokan pangan yang relatif aman.
Meski begitu, beberapa komoditas tetap mengalami kenaikan. Di antaranya adalah bawang putih bonggol, ikan tongkol, serta minyak goreng kemasan premium. Harga beras baik premium maupun medium juga tercatat naik tipis di beberapa wilayah, termasuk di pasar-pasar utama di Jawa dan Sumatera.
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional terus melakukan pemantauan harga serta distribusi untuk menjaga stabilitas pasar. Program Gerakan Pangan Murah (GPM) juga diperluas ke berbagai wilayah sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi pangan.
Langkah intervensi logistik dan penguatan stok juga sedang disiapkan oleh pemerintah pusat bekerja sama dengan Bulog dan dinas pangan daerah untuk merespons kemungkinan fluktuasi harga menjelang akhir Juli.