Tintaindonesia.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan menjalin kesepakatan strategis dengan Amerika Serikat terkait peningkatan impor komoditas energi dan produk agrikultur. Kesepakatan ini dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) yang direncanakan akan ditandatangani pada 7 Juli 2025 mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional serta menjamin ketersediaan bahan pangan strategis di dalam negeri. Menurutnya, nilai impor dari kesepakatan tersebut diperkirakan mencapai USD 15,5 miliar atau sekitar Rp251 triliun, Jum’at (04/07/2025).
Impor yang akan ditingkatkan meliputi minyak mentah, minyak olahan, serta sejumlah produk agrikultur unggulan seperti kedelai, jagung, dan gandum. Kesepakatan ini dinilai sebagai langkah positif dalam mempererat hubungan ekonomi bilateral Indonesia-AS serta mendukung stabilitas pasokan di tengah tantangan global.
Lebih lanjut, Airlangga menambahkan bahwa negosiasi tarif perdagangan sedang dirumuskan secara hati-hati oleh tim Indonesia yang kini berada di Washington, D.C. Selain Indonesia, beberapa negara mitra dagang utama AS seperti India, Jepang, Uni Eropa, dan Vietnam juga ikut dalam rangkaian pembicaraan dagang tersebut.
Pemerintah menegaskan bahwa kesepakatan ini tidak hanya soal peningkatan impor, melainkan juga menjadi bagian dari strategi diplomasi dagang yang mendorong kerja sama investasi, pembukaan akses pasar, serta sinergi lintas sektor. Melalui kerja sama ini, diharapkan Indonesia dapat memperoleh manfaat strategis jangka panjang dalam transformasi ekonomi nasional.
Penandatanganan MoU ini juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan domestik dan upaya memperluas jaringan perdagangan internasional. Pemerintah berharap, kesepakatan ini dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan membuka peluang kerja sama lanjutan di bidang teknologi, energi, dan pertanian.
