Pendidikan dan Toleransi: Diskusi Publik BSI dan HMI Soroti Peran Strategis Dunia Akademik

banner 468x60

Tintaindonesia.id, Kota Tangerang — Komitmen untuk memperkuat nilai-nilai toleransi antarumat beragama kembali digaungkan lewat kegiatan diskusi publik bertajuk *“Peran Pendidikan dalam Meningkatkan Toleransi Antarumat Beragama”*. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP UNIS Cabang Kota Tangerang, yang digelar di Aula DPD KNPI Kota Tangerang, Senin (23/06/2025).

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa lintas kampus, akademisi, tokoh organisasi kepemudaan, dan masyarakat umum yang memiliki kepedulian terhadap isu keberagaman dan pendidikan. Antusiasme peserta terlihat dari tingginya partisipasi dalam sesi dialog dan tanya jawab.

banner 336x280

Diskusi menghadirkan Dede Faisal Akbar, Formateur Ketua Umum HMI Cabang Tangerang, sebagai pemateri utama. Dalam paparannya, Dede menyampaikan bahwa pendidikan tidak bisa dipisahkan dari pembangunan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu nilai utama yang harus ditanamkan sejak dini adalah toleransi—kemampuan untuk menerima dan menghargai perbedaan.

“Pendidikan harus lebih dari sekadar transfer ilmu, ia harus menjadi ruang untuk melatih empati, membuka wawasan, dan membentuk pribadi yang siap hidup dalam keberagaman,” kata Dede di hadapan para peserta.

Ia juga menekankan peran strategis kampus sebagai laboratorium sosial. Di dalamnya, mahasiswa dari berbagai latar belakang belajar bersama, berdiskusi, dan saling memahami. Kampus, menurutnya, harus menciptakan iklim akademik yang mendukung inklusivitas dan menjauhkan praktik diskriminatif.

Diskusi berlangsung dinamis, peserta aktif mengangkat isu-isu aktual seperti maraknya intoleransi di media sosial, tantangan pendidikan agama di sekolah, serta pentingnya peran guru dan dosen sebagai agen moderasi beragama. Banyak peserta menilai bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih perlu diperkuat dalam aspek pemahaman lintas agama dan budaya.

Diskusi ini bukan hanya menjadi ajang bertukar pikiran, tapi juga ruang konsolidasi nilai bagi generasi muda. Melalui dialog yang terbuka dan edukatif, muncul kesadaran bersama bahwa toleransi bukan sekadar slogan, melainkan sikap hidup yang harus dilatih dan dijaga bersama.

Panitia berharap kegiatan ini menjadi awal dari lebih banyak ruang diskusi serupa di kemudian hari, harapan lainnya adalah agar dunia pendidikan di Indonesia semakin berani mengambil peran aktif dalam membentuk masyarakat yang harmonis dan saling menghargai perbedaan, dengan semangat sinergi antara kampus, organisasi mahasiswa, dan elemen masyarakat, diskusi ini menjadi contoh konkret bahwa perubahan positif dimulai dari ruang-ruang dialog yang jujur, terbuka, dan berbasis nilai.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *