Tintaindonesia.id, Serang — Kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja diselenggarakan di Gedung PKPRI Kecamatan Cikeusal pada Jumat (28/11). Kegiatan ini menghadirkan perwakilan BKKBN pusat dan daerah, Anggota Komisi IX DPR RI, pemerintah kecamatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta warga dari berbagai desa di Kecamatan Cikeusal.
Penguatan Program Kependudukan di Kecamatan Cikeusal
Acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan Camat Cikeusal, Imaduddin, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa Kecamatan Cikeusal dengan jumlah penduduk sekitar 83 ribu jiwa dan 17 desa memiliki dinamika sosial yang cukup besar, sehingga membutuhkan perhatian khusus dalam pembangunan keluarga dan kependudukan.
Imaduddin menyoroti beberapa isu, di antaranya masih rendahnya pemahaman sebagian masyarakat terkait pentingnya keluarga berencana, kasus kekerasan seksual yang sebelumnya cukup tinggi namun mulai menurun pada 2025, hingga capaian positif kecamatan Cikeusal sebagai wilayah dengan penanganan stunting terbaik di Provinsi Banten.
“Semoga berbagai tantangan ini dapat terus kita atasi bersama,” ujarnya.
Komisi IX Dorong Penguatan Ketahanan Keluarga
Anggota Komisi IX DPR RI, H. Tubagus Haerul Jaman, SE, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat hubungan antara masyarakat, pemerintah, dan mitra kerja dalam menjalankan program Bangga Kencana.
Menurutnya, pengendalian jumlah penduduk melalui keluarga berencana harus disertai upaya peningkatan kualitas keluarga. “Keluarga yang bahagia dan sehat adalah fondasi pembangunan SDM. Pendidikan, perhatian orang tua, serta nilai-nilai agama memiliki peran besar dalam mewujudkan generasi yang berkualitas,” ujarnya.
Tubagus juga menegaskan bahwa pembangunan manusia seutuhnya membutuhkan sinergi berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat dan pemerintah daerah. Ia berharap kegiatan ini memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Cikeusal.
BKKBN Tekankan Peningkatan Kualitas SDM dan Pencegahan Perkawinan Usia Anak
Perwakilan BKKBN Pusat-Plt Ditranmas, Yuda Ganda Putra. S.IP., MM., menyampaikan bahwa transformasi BKKBN menjadi Kemendukbangga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045. Ia menekankan pentingnya pengendalian angka kelahiran melalui pemahaman alat kontrasepsi, peningkatan pendidikan keluarga, serta pencegahan perkawinan usia anak.
“Penguatan keluarga adalah pusat dari pembangunan manusia. Keluarga menjadi benteng moral sekaligus lingkungan pertama yang membentuk karakter anak,” ujarnya.
Yuda juga mengajak masyarakat untuk lebih terbuka membicarakan kesehatan reproduksi, meningkatkan usia ideal perkawinan, serta menjaga generasi muda dari risiko kehamilan di usia remaja.
Baca juga : Putra asli Aceh Singkil Mendesak Pemkab Jangan Cuma Pencitraan
Fokus Penanganan Stunting
Materi berikutnya disampaikan oleh Ibu Entin yang memaparkan perkembangan penanganan stunting di Cikeusal. Ia menjelaskan bahwa kecamatan tersebut berada pada peringkat ke-15 dari 29 kecamatan dalam prevalensi stunting, dengan sasaran validasi 89 kasus pada Agustus lalu. Ia berharap angka tersebut dapat mencapai nol pada akhir tahun.
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh jangka panjang akibat kekurangan gizi. Pencegahannya harus dilakukan sejak masa kehamilan hingga pola asuh di rumah,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan rutin kehamilan, pemberian MPASI yang tepat, dukungan suami, hingga kesehatan mental ibu dalam merawat anak.
Penutup
Melalui kegiatan ini, pemerintah dan para pemangku kepentingan berharap dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Cikeusal mengenai pentingnya perencanaan keluarga, ketahanan keluarga, kesehatan reproduksi, hingga pencegahan stunting. Kolaborasi seluruh pihak menjadi kunci dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.








