Tintaindonesia.id, Jakarta — Media sosial tengah dihebohkan oleh beredarnya video Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang tampak mengatakan bahwa guru merupakan “beban negara”. Video itu dengan cepat menuai kontroversi dan kecaman, terutama dari kalangan pendidik. Namun setelah ditelusuri, Kementerian Keuangan memastikan video tersebut tidak benar alias hoaks, Rabu (20/8/2025).
Pihak Kemenkeu menegaskan, video yang beredar merupakan hasil deepfake atau rekayasa kecerdasan buatan yang mengubah isi pidato asli Sri Mulyani.
Kemenkeu Luruskan Informasi
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, menegaskan bahwa Sri Mulyani tidak pernah menyebut guru sebagai beban negara.
“Pernyataan itu tidak pernah keluar dari Ibu Menteri. Video yang beredar di media sosial sudah dimanipulasi dengan teknologi deepfake sehingga menyesatkan,” kata Deni dalam keterangan pers, Selasa (19/8/2025).
Baca : Pemuda Di Rt 03/10 Sukses Meriahkan Semarak HUT RI ke-80
Menurutnya, masyarakat diminta tidak mudah terprovokasi dan lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Isi Pidato Asli Dipelintir
Video palsu tersebut diketahui bersumber dari potongan pidato Sri Mulyani dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB), 7 Agustus 2025 lalu.
Dalam pidatonya, Sri Mulyani sebenarnya menyoroti tantangan pembiayaan pendidikan di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa gaji guru dan dosen di Indonesia masih relatif rendah, sehingga sering kali dianggap kurang sebanding dengan jasa besar yang diberikan.
Beliau juga mempertanyakan bagaimana strategi jangka panjang dalam mendanai sektor pendidikan, apakah sepenuhnya menjadi beban APBN atau bisa melibatkan partisipasi masyarakat dan sektor lain.
“Yang saya sampaikan adalah tantangan pembiayaan dan penghargaan bagi guru dan dosen, bukan menyebut mereka sebagai beban negara,” ujar Sri Mulyani dalam kesempatan terpisah.
Pemeriksa Fakta Pastikan Hoaks
Lembaga pemeriksa fakta Mafindo (TurnBackHoax) turut mengonfirmasi bahwa video tersebut palsu. Berdasarkan pemeriksaan dengan Google SynthID Detector, video itu terbukti merupakan konten deepfake.
Mafindo mengingatkan publik agar lebih waspada terhadap penyebaran konten berbasis AI yang semakin marak digunakan untuk menyebarkan disinformasi.
Respon Publik dan Guru
Beredarnya video hoaks ini menimbulkan keresahan di kalangan tenaga pendidik. Banyak guru merasa kecewa karena seolah-olah profesi mereka dipandang rendah oleh pemerintah.
Namun setelah adanya klarifikasi resmi, sejumlah organisasi guru mengimbau rekan-rekannya untuk tetap tenang dan tidak mudah termakan isu yang belum jelas kebenarannya.
“Kami menyambut baik klarifikasi Ibu Menteri. Kami percaya guru adalah garda depan pendidikan bangsa, dan pemerintah tentu mendukung kesejahteraan kami,” kata seorang perwakilan guru di Jakarta.
Imbauan Bijak Bermedia Sosial
Menutup klarifikasinya, Sri Mulyani berpesan agar masyarakat tidak sembarangan membagikan konten yang belum jelas kebenarannya.
“Hoaks semacam ini bukan hanya merugikan pribadi saya, tetapi juga menyesatkan publik. Mari kita bersama-sama menjaga ruang digital tetap sehat dengan cara menyaring sebelum sharing,” tegasnya.
Video yang menuding Sri Mulyani menyebut guru sebagai “beban negara” adalah hoaks hasil deepfake. Pidato aslinya justru membicarakan pentingnya penghargaan bagi guru dan tantangan pendanaan pendidikan di Indonesia.
Pemerintah mengajak masyarakat untuk tetap tenang, kritis, dan bijak dalam bermedia sosial agar tidak mudah terjebak dalam disinformasi.
1 komentar