Tintaindonesia.id, Washington DC — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerukan agar Thailand dan Kamboja segera menghentikan ketegangan militer yang meningkat di kawasan perbatasan kedua negara. Pernyataan ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara yang dinilai semakin rentan terhadap konflik, Minggu (27/07/2025).
Trump menekankan pentingnya diplomasi dan dialog terbuka antara kedua negara. Menurutnya, konflik terbuka hanya akan membawa penderitaan bagi warga sipil dan merusak tatanan ekonomi regional yang tengah berjuang pulih dari dampak pandemi global dan gejolak global lainnya.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali mencuat dalam beberapa pekan terakhir setelah adanya insiden militer di wilayah sengketa perbatasan. Meskipun kedua negara telah memiliki hubungan diplomatik, namun konflik lama yang belum terselesaikan kerap memicu gesekan bersenjata.
Baca : Penyaluran Beras Bulog Jadi Harapan Warga di Tengah Kenaikan Harga
Trump dalam pernyataannya juga meminta negara-negara besar di kawasan seperti Tiongkok dan negara ASEAN lainnya untuk ikut mendorong perdamaian. Menurutnya, dukungan komunitas internasional sangat diperlukan agar proses dialog antara Thailand dan Kamboja berjalan tanpa tekanan militer.
Sebagai tokoh politik yang masih memiliki pengaruh kuat di kalangan konservatif Amerika, komentar Trump ini menarik perhatian global. Ia menyebut bahwa perdamaian di Asia Tenggara penting bagi kestabilan Indo-Pasifik yang menjadi salah satu kawasan strategis dunia saat ini.
Lebih lanjut, Trump juga menyinggung bahwa konflik-konflik lokal seperti ini seringkali dijadikan celah oleh kekuatan asing untuk memicu ketegangan lebih besar. Karena itu, penyelesaian damai menjadi pilihan paling rasional yang harus diambil oleh kedua negara.
Baca juga : Perkuat Akses Wisata dan Transportasi, Pramono Anung Resmikan Rute Baru TransJakarta Blok M – Ancol
Baik pemerintah Thailand maupun Kamboja hingga kini belum memberikan tanggapan resmi atas seruan tersebut. Namun berbagai pihak menilai bahwa tekanan dari tokoh internasional dapat mendorong adanya inisiatif baru menuju meja perundingan.
Isu ini diperkirakan akan menjadi perhatian penting dalam pertemuan tingkat tinggi negara-negara ASEAN mendatang, seiring meningkatnya dorongan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.